Jumat, 20 Mei 2016

Batas Menstruasi (Haidh) dan Istihadhoh, serta Tata Cara Ibadah bagi Wanita yang Mengalami Dua Hal itu.

Batas Menstruasi (Haidh) dan Istihadhoh, serta Tata Cara Ibadah bagi Wanita yang Mengalami Dua Hal itu

Tanya :

Assalaamualaikum wrwb.
Ust/ustz, berapa lamakah menstruasi yang normal itu?
Jika menstruasinya lebih dari 2 minggu, bagaimana caranya mau melaksanakan shalat, puasa, haji /umroh atau ibadah lainnya? Trims jawabannya ust/ustz

Jawab Ustadz :

Wa alaikumus salam wa rohmatullohi wa barokatuh.
Alhamdulillah wash sholatu was salamu ala nabiyyina wa ala alihi wa shohbihi ajma'in.

Rabu, 18 Mei 2016

Hukum Mengadakan Acara dalam Mengenang Orang Tua yang Sudah Wafat

Hukum Mengadakan Acara dalam Mengenang Orang Tua yang Sudah Wafat

Pertanyaan :

Ustadz, afwan, mau bertanya :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada keluarga yg bapaknya sudah meninggal 15 tahun, ingin membuat acara yg hanya ingin sekedar mengenang dan mendoakan bersama, tapi pengen yg tidak menyalahi sunnah Rasulullah .
Bolehkah –misal- mendatangi panti anak yatim, kemudian menyantuni mereka, kemudian baca AlQuran bareng mereka & kemudian juga meminta para anak yatim untuk ikut mendoakan almarhum bapak mereka?

Nb. Keluarga ini masih belajar ilmu agama yg sunnah dan butuh bimbingan untuk mendoakan alm bapak mereka..
 شكرا جزاك الله خيرا بارك الله فيكم

Kamis, 12 Mei 2016

Kisah Ajaib Para Salaf dalam Bersedekah


Kisah Ajaib Para Salaf 
dalam Bersedekah
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
oleh : Ustadz Abul Abdul Qodir, Lc.
::::::::: 
Sebuah kebiasaan salaf yang amat ajaib, kesungguhan dan keikhlasan mereka dalam bersedekah. Sekali pun sedikit, mereka tetap bersedekah kepada fakir-miskin.

Yazid bin Abi Habib -rahimahullah- berkata tentang diri seorang tabi'in bernama "Martsad bin Abdillah Al-Yazaniy" -rahimahullah- :
كَانَ أَوَّلُ أَهْلِ مِصْرَ يَرُوحُ إِلَى الْمَسْجِدِ ، وَمَا رَأَيْتُهُ دَاخِلاً الْمَسْجِدَ قَطُّ إِلاَّ وَفِي كُمِّهِ صَدَقَةٌ ، إِمَّا فُلُوسٌ ، وَإِمَّا خُبْزٌ ، وَإِمَّا قَمْحٌ حَتَّى رُبَّمَا رَأَيْتُ الْبَصَلَ يَحْمِلُهُ ،
قَالَ : فَأَقُولُ يَا أَبَا الْخَيْرِ إِنَّ هَذَا يُنْتِنُ ثِيَابَكَ ،
قَالَ : فَيَقُولُ : يَا ابْنَ حَبِيبٍ أَمَا إِنِّي لَمْ أَجِدْ فِي الْبَيْتِ شَيْئًا أَتَصَدَّقُ بِهِ غَيْرَهُ ،
إِنَّهُ حَدَّثَنِي رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
قَالَ : ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ.
"Beliau (Martsad Al-Yazaniy) orang Mesir yang paling awal berangkat ke masjid. Tidak pernah aku melihatnya masuk masjid sama sekali, melainkan di kantongnya terdapat sedekah, entah berupa uang, roti, atau gandum sampai aku pernah melihat bawang merah yang beliau bawa.

Selasa, 10 Mei 2016

Duduk Tasyahhud yang Benar

Duduk Tasyahhud yang Benar
oleh : Ustadz Abul Asybal, Lc.

Banyak teman yang bertanya kepada kami tentang posisi duduk tasyahhud, saat seseorang melakukan sholat satu atau dua raka'at. Mereka bertanya-tanya seperti ini, karena melihat realita di tengah kaum muslimin berupa adanya sebagian kaum muslimin yang melakukan tawarruk (duduk sambil menyentuhkan pantat kiri di lantai) saat sholat satu atau dua raka'at, dan ada juga yang duduk iftirosy (duduk di atas telapak kaki kiri).

Menjawab simpang-siur seperti ini, ada baiknya kami bawakan jawabannya dengan mengambil dan menyarikan fatwa ulama Al-Lajnah Ad-Da'imah (7/15)

Duduk tawarruk atau iftirosy ketika tasyahhud dalam sholat dua raka'at termasuk perkara ijtihadiyyah, para ulama fiqih berselisih pendapat padanya. Ada yang berpendapat bahwa ia iftirosy-kan (bentangkan) telapak kaki kirinya, dan menegakkan kaki kanannya, sambil duduk di atas telapak kaki kiri.

Senin, 09 Mei 2016

Berpegang dengan Al-Kitab dan Sunnah

Berpegang dengan Al-Kitab 
dan Sunnah
oleh : Ustadz Abul Asybal, Lc.

Al-Kitab dan Sunnah adalah wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad -alaihish sholatu was salam- sebagai pedoman dan petunjuk serta bimbingan bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan dunia sampai mereka berjumpa dengan Allah -Azza wa Jalla-.

Al-Kitab dan Sunnah kini mulai ditinggalkan dan ditelantarkan oleh kaum muslimin, dimana mereka mengambil pedoman-pedoman lain, berupa ucapan manusia yang tak ma'shum. Mereka lebih senang mengambil dan mengadopsi ucapan para syaikh dan guru mereka, tanpa memperhatikan benar tidaknya!! Bahkan seringkali kebatilannya telah jelas dan nyata di depan mata, namun mereka tetap mengikutinya, seakan mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-!!!

Lebih para dari semua itu, sebagian kalangan yang menganggap dirinya sebagai golongan intelektual dipermainkan oleh kaum kafir yang meniupkan dan menyebarkan asumsi bahwa undang-undang buatan Belanda, Perancis, Amerika, dan sekutunya adalah lebih baik dibandingkan undang-undang dan syariat Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Subhanallah, adakah manusia lebih baik dibandingkan Penciptanya, yaitu Allah -Azza wa Jalla-? Jelas tidak mungkin lebih baik!!

Sabtu, 07 Mei 2016

Belajar Adab Dulu, baru Ilmu Agama

Belajar Adab Dulu, baru Ilmu Agama
oleh : Abul Asybal, Lc. 

Sebuah kesalahan para penuntut ilmu, ia hanya mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya. Namun ia lupa menghiasi dirinya dengan adab-adab islami kepada yang lain : kepada ustadz, ilmu, kitab, kawan-kawan, masyarakat, orang tua dan lainnya.

Tak heran bila di zaman ini kita akan menjumpai manusia-manusia durhaka kepada guru dan ustadznya yang telah mengajarinya sekian banyak jenis ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya.

Semua itu dibalas dengan adab dan akhlak buruk kepada gurunya, sampai ada diantara mereka yang meng-ghibahi gurunya, menghukuminya sebagai orang sesat, sementara itu ia tak menasihatinya. Gelar-gelar buruk tak luput dari lisannya sehingga manusia yang berjasa dalam hidupnya ia gelari dengan "kadzdzab" (tukang dusta), dajjal, pencuri dan sederet gelar-gelar hina ia sematkan kepada sang guru.

Tak heran bila para salaf dan orang tua mereka senantiasa mewanti-wanti anak-anak mereka jika mereka mengutusnya kepada seorang guru agar si anak betul-betul menjaga watak dan perangainya di depan guru (syaikhnya).

Imam Darul Hijroh, Imam Malik bin Anas Al-Ashbahiy -rahimahullah-  bercerita tentang kisah awalnya menuntut ilmu:
كانت أمي تلبسني الثياب وتعممني وأنا صبي وتوجهني إلى ربيعة بن أبي عبد الرحمن وتقول لي تأتي أنت مجلس ربيعة فتعلم من سمته وأدبه قبل أن تتعلم من حديثه وفهمه " مسند الموطأ - (1 / 95)
"Dahulu ibuku mengenakan pakaianku dan memasangkan surbanku, sedang aku masih kecil serta mengarahkanku kepada Robi'ah bin Abi Abdir Rahman, seraya ibuku berkata kepadaku, "Engkau akan mendatangi majelisnya Robi'ah. Karenanya, pelajarilah perangai dan adabnya sebelum engkau mempelajari hadits dan pemahamannya". [AR. Musnad Al-Muwaththo' (1/95) oleh Abul Qosim Al-Jawhariy]

Mengakhiri Sholat dengan Satu Salam, Bolehkah?!

Mengakhiri Sholat dengan Satu Salam
oleh : Ustadz Abul Asybal, Lc. -hafizhahullah-

Sholat pada umumnya di akhiri dengan dua kali salam. Namun ada sebuah perkara yang tidak diketahui oleh mayoritas kaum muslimin bahwa disana ada sejumlah ulama ulama yang menyatakan bolehnya mengucapkan satu kali salam dalam mengakhiri sholat yang kita tunaikan, baik itu berupa sholat wajib, maupun sholat sunnah.

Mengakhiri sholat dengan dua kali salam itulah yang paling masyhur di kalangan para ulama dan kaum muslimin berdasarkan sejumlah riwayat dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.

Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu anhu- berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْمَنِ وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْسَرِ
"Dahulu Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- melakukan salam ke kanan: "Assalam alaikum warohmatulloh", sampai terlihat putih pipi beliau yang kanan, dan ke sebelah kiri: "Assalam alaikum warohmatulloh", sampai terlihat putih pipi beliau yang kiri". [HR. An-Nasa'iy dalam Sunan-nya (no. 1325). Dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Irwa' Al-Gholil (no. 950)]

Rabu, 04 Mei 2016

Bolehkah Aqiqoh dan Kurban Disatukan?

Bolehkah Aqiqoh dan Kurban Disatukan?

Tanya:

"Assalamualaikum. Mau tanya, bagaimana hukum berqurban dan aqiqah dlm waktu idul adha secara bersama dan dengan hewan kurban yang sama ? +62 856-4358-****

Jawab Ustadz :

Minggu, 01 Mei 2016

Sebuah Bukti dan Kisah Sejarah Kejahatan PKI


Sebuah Bukti dan Kisah Sejarah 
Kejahatan PKI

Pondok Pesantren Gontor pernah menjadi sasaran target penyerangan pasukan Partai Komunis Indonesia (PKI), target PKI saat itu ingin menghancurkan Pesantren Gontor dan menangkapi para Kiyai dan Santri.

Alhamdulillah, saat kondisi genting datang pertolongan Allah, pasukan Hizbullah dan Siliwangi datang dan mengusir PKI dari area Pesantren Gontor.

Berikut ini kisa lengkap detik-detik PKI menyerang Pesantren Gontor disampaikan oleh Kyai Amal Fatullah Zarkasyi, salah satu putra dari KH. Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Modern Gontor. Kisah ini juga pernah dimuat di situs republika.co.id, rabu (30/9/2015).