Berpegang dengan
Al-Kitab
dan Sunnah
oleh : Ustadz Abul
Asybal, Lc.
Al-Kitab
dan Sunnah adalah wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad -alaihish sholatu was salam- sebagai
pedoman dan petunjuk serta bimbingan bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan
dunia sampai mereka berjumpa dengan Allah -Azza wa Jalla-.
Al-Kitab
dan Sunnah kini mulai ditinggalkan dan ditelantarkan oleh kaum muslimin, dimana
mereka mengambil pedoman-pedoman lain, berupa ucapan manusia yang tak ma'shum.
Mereka lebih senang mengambil dan mengadopsi ucapan para syaikh dan guru
mereka, tanpa memperhatikan benar tidaknya!! Bahkan seringkali kebatilannya
telah jelas dan nyata di depan mata, namun mereka tetap mengikutinya, seakan
mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-!!!
Lebih
para dari semua itu, sebagian kalangan yang menganggap dirinya sebagai golongan
intelektual dipermainkan oleh kaum kafir yang meniupkan dan menyebarkan asumsi
bahwa undang-undang buatan Belanda, Perancis, Amerika, dan sekutunya adalah
lebih baik dibandingkan undang-undang dan syariat Allah yang terdapat dalam
Al-Qur'an dan Sunnah. Subhanallah, adakah manusia lebih baik dibandingkan
Penciptanya, yaitu Allah -Azza wa Jalla-? Jelas tidak mungkin lebih baik!!
Ini
kenyataan sebagian manusia muslim yang meninggalkan Al-Kitab (Al-Qur'an).
Itulah yang dikeluhkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-
sebagaimana yang diabadikan di dalam Al-Qur'an,
وَقَالَ
الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآَنَ مَهْجُورًا [الفرقان/30]
"Berkatalah Rasul: "Ya
Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak
diacuhkan". (QS. Al-Furqon : 30)
Syaikh Ibnu Nashir As-Sa'diy
-rahimahullah- berkata,
قد
أعرضوا عنه وهجروه وتركوه مع أن الواجب عليهم الانقياد لحكمه والإقبال على أحكامه،
والمشي خلفه،
"Sungguh mereka berpaling dari
Al-Qur'an, dan meninggalkannya, walaupun kewajiban mereka adalah tunduk kepada
hukumnya, fokus kepada hukum-hukumnya dan berjalan di belakangnya". [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal.
582)]
Inilah
nasib Al-Qur'an di zaman itu, nah bagaimana lagi dengan zaman sekarang. Jelas keadaan
manusia lebih parah dalam menolak dan meninggalkan Al-Qur'an dan Sunnah.
Tidak
heran jika jauh hari Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- mewasiatkan
kepada para sahabatnya agar berpegang teguh dengannya.
Al-Qur'an
dan Sunnah adalah tali penyelamat di tengah derasnya arus kesesatan dan
penyimpangan.
Dari Abu Syuraih Al-Khuza'iy -radhiyallahu
anhu- berkata,
خَرَجَ
عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:أَبْشِرُوا،
أَلَيْسَ تَشْهَدُونَ أَنَّ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ
اللَّهِ؟قَالُوا: بَلَى، قَالَ: إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ سَبَبٌ طَرَفَهُ بِيَدِ
اللَّهِ، وَطَرَفَهُ بِأَيْدِيكُمْ فَتَمَسَّكُوا بِهِ فَإِنَّكُمْ لَنْ
تَضِلُّوا، وَلَنْ تَهْلَكُوا بَعْدَهُ أَبَدًا.
"Rasulullah -Shallallahu alaihi
wa sallam- keluar kepada kami seraya bersabda, "Bergembiralah. Bukankah
kalian mempersaksikan bahwa tiada ilah (sembahan) yang haq, melainkan Allah dan
bahwa aku adalah rasul Allah?
Mereka
berkata, "Betul (kami telah bersaksi)".
Beliau
bersabda, "Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah tali yang ujungnya ada di
Tangan Allah dan ujungnya (yang lain) ada di tangan kalian. Karena itu,
berpeganglah dengannya. Sebab kalian tak akan sesat dan tak akan binasa
setelahnya selama-lamanya". [HR.
Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (30006), Abd bin Humaid dalam
Al-Muntakhob (no. 483), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya
(no. 122), Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (no. 491) dan lainnya. Hadits
ini dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah
(no. 713)]
Al-Qur'an
yang berisi petunjuk ke jalan kebenaran ibarat tali yang mengikat manusia agar
tidak hanyut oleh arus kesesatan dan tidak terombang-ambing oleh perselisihan
yang sering kali menyeret manusia ke dalam kesalahan dalam bersikap.
Sunnah
sebagai penjelas dan perinci Al-Qur'an telah menjelaskan jalan-jalan kebenaran
dan jalan-jalan kesesatan. Apapun yang diperselisihkan oleh manusia, jika
semuanya dikembalikan kepada Sunnah, maka seseorang akan selamat dari
penyimpangan dan kesesatan.
Dari Abu Najih Al-Irbadh bin Sariyah -radhiyallahu
'anhu- berkata,
وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مَوْعِظَةً بَلِيغَةً
ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ , وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ . فَقُلْنَا : يَارَسُوْلَ
اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظِةُ مُوَدَّعٍ فَأَوْصِنَا؟ فَقَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ –عَزَّ وَجَلَّ- وَالسَّمْعَ وَالطَّاعَةَ
وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ , فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اِخْتِلاَفًا
كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ
, وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ , وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ
فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
"Rasulullah -Shallallahu
'alaihi wa sallam- telah menasihati kami dengan suatu nasihat yang membuat mata
bercucuran, dan hati bergetar.
Maka
kami berkata, "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat orang yang
mau berpisah. Maka berikanlah wasiat kepada kami".
Beliau
bersabda,"Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah -Azza wa
Jalla-, mendengar dan taat (kepada penguasa muslim, -pent.), walaupun seorang
budak berkuasa atas kalian. Karena barang siapa yang hidup diantara kalian,
maka ia akan melihat perselisihan yang banyak.
Karena
itu, pegangilah sunnahku, dan sunnahnya para khalifah yang lurus lagi terbimbing. Gigitlah sunnahku dengan gigi geraham kalian.
Waspadalah kalian terhadap perkara-perkara baru (dalam
agama, -pent), karena setiap perkara baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah
adalah sesat". [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya
(4607), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2676), dan Ibnu Majah dalam
Sunan-nya (42 & 44). Hadits ini di-shohih-kan oleh
Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' (2455), dan Takhrij
Al-Misykah (165)]
Sunnah
Rasul -Shallallahu alaihi wa sallam- ibarat perahu yang akan
menyelamatkan manusia jika mereka mengendarainya di tengah arus banjir yang
melanda manusia.
Kesesatan
dan kejahilan ibarat banjir yang siap membinasakan manusia, seorang tak akan
selamat darinya kecuali ia mengambil perahu sunnah yang siap mengantarkannya ke
surga Allah.
Ibnu Wahb -rahimahullah-
berkata, "Kami pernah di sisi Malik seraya aku sebutkan "sunnah".
Imam Malik berkata,
السنة
سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق
"Sunnah adalah (ibarat) perahu
Nabi Nuh; barangsiapa yang menumpanginya, maka ia selamat dan barangsiapa yang
tertinggal darinya, maka ia akan tenggelam". [HR. Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo
(14/9) dan Abu Isma'il Al-Harowiy dalam Dzammul Kalam (no. 872)]
Wahai
kaum muslimin, bila anda ingin selamat, maka peganglah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah
-Shallallahu alaihi wa sallam-, niscaya kalian akan beruntung dan masuk
surga, insya Allah. Akan tetapi jika kalian mengambil ucapan orang-orang kafir,
undang-undang mereka, aturan-aturan kepala suku dan pemimpin adat, maka kalian
pasti akan sesat!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya yang sopan