Senin, 09 Mei 2016

Berpegang dengan Al-Kitab dan Sunnah

Berpegang dengan Al-Kitab 
dan Sunnah
oleh : Ustadz Abul Asybal, Lc.

Al-Kitab dan Sunnah adalah wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad -alaihish sholatu was salam- sebagai pedoman dan petunjuk serta bimbingan bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan dunia sampai mereka berjumpa dengan Allah -Azza wa Jalla-.

Al-Kitab dan Sunnah kini mulai ditinggalkan dan ditelantarkan oleh kaum muslimin, dimana mereka mengambil pedoman-pedoman lain, berupa ucapan manusia yang tak ma'shum. Mereka lebih senang mengambil dan mengadopsi ucapan para syaikh dan guru mereka, tanpa memperhatikan benar tidaknya!! Bahkan seringkali kebatilannya telah jelas dan nyata di depan mata, namun mereka tetap mengikutinya, seakan mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-!!!

Lebih para dari semua itu, sebagian kalangan yang menganggap dirinya sebagai golongan intelektual dipermainkan oleh kaum kafir yang meniupkan dan menyebarkan asumsi bahwa undang-undang buatan Belanda, Perancis, Amerika, dan sekutunya adalah lebih baik dibandingkan undang-undang dan syariat Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Subhanallah, adakah manusia lebih baik dibandingkan Penciptanya, yaitu Allah -Azza wa Jalla-? Jelas tidak mungkin lebih baik!!


Ini kenyataan sebagian manusia muslim yang meninggalkan Al-Kitab (Al-Qur'an). Itulah yang dikeluhkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- sebagaimana yang diabadikan di dalam Al-Qur'an,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآَنَ مَهْجُورًا  [الفرقان/30]
"Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan". (QS. Al-Furqon : 30)

Syaikh Ibnu Nashir As-Sa'diy -rahimahullah- berkata,
قد أعرضوا عنه وهجروه وتركوه مع أن الواجب عليهم الانقياد لحكمه والإقبال على أحكامه، والمشي خلفه،
"Sungguh mereka berpaling dari Al-Qur'an, dan meninggalkannya, walaupun kewajiban mereka adalah tunduk kepada hukumnya, fokus kepada hukum-hukumnya dan berjalan di belakangnya". [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal. 582)]

Inilah nasib Al-Qur'an di zaman itu, nah bagaimana lagi dengan zaman sekarang. Jelas keadaan manusia lebih parah dalam menolak dan meninggalkan Al-Qur'an dan Sunnah.

Tidak heran jika jauh hari Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- mewasiatkan kepada para sahabatnya agar berpegang teguh dengannya.

Al-Qur'an dan Sunnah adalah tali penyelamat di tengah derasnya arus kesesatan dan penyimpangan.

Dari Abu Syuraih Al-Khuza'iy -radhiyallahu anhu- berkata,
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:أَبْشِرُوا، أَلَيْسَ تَشْهَدُونَ أَنَّ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ؟قَالُوا: بَلَى، قَالَ: إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ سَبَبٌ طَرَفَهُ بِيَدِ اللَّهِ، وَطَرَفَهُ بِأَيْدِيكُمْ فَتَمَسَّكُوا بِهِ فَإِنَّكُمْ لَنْ تَضِلُّوا، وَلَنْ تَهْلَكُوا بَعْدَهُ أَبَدًا.
"Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- keluar kepada kami seraya bersabda, "Bergembiralah. Bukankah kalian mempersaksikan bahwa tiada ilah (sembahan) yang haq, melainkan Allah dan bahwa aku adalah rasul Allah?
Mereka berkata, "Betul (kami telah bersaksi)".
Beliau bersabda, "Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah tali yang ujungnya ada di Tangan Allah dan ujungnya (yang lain) ada di tangan kalian. Karena itu, berpeganglah dengannya. Sebab kalian tak akan sesat dan tak akan binasa setelahnya selama-lamanya". [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (30006), Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob (no. 483), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (no. 122), Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (no. 491) dan lainnya. Hadits ini dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 713)]

Al-Qur'an yang berisi petunjuk ke jalan kebenaran ibarat tali yang mengikat manusia agar tidak hanyut oleh arus kesesatan dan tidak terombang-ambing oleh perselisihan yang sering kali menyeret manusia ke dalam kesalahan dalam bersikap.

Sunnah sebagai penjelas dan perinci Al-Qur'an telah menjelaskan jalan-jalan kebenaran dan jalan-jalan kesesatan. Apapun yang diperselisihkan oleh manusia, jika semuanya dikembalikan kepada Sunnah, maka seseorang akan selamat dari penyimpangan dan kesesatan.

Dari Abu Najih Al-Irbadh bin Sariyah -radhiyallahu 'anhu- berkata,
وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ , وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ . فَقُلْنَا : يَارَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظِةُ مُوَدَّعٍ فَأَوْصِنَا؟ فَقَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ –عَزَّ وَجَلَّ- وَالسَّمْعَ وَالطَّاعَةَ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ , فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اِخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ , وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ , وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
*      "Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- telah menasihati kami dengan suatu nasihat yang membuat mata bercucuran, dan hati bergetar.
*      Maka kami berkata, "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat orang yang mau berpisah. Maka berikanlah wasiat kepada kami".
*      Beliau bersabda,"Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah -Azza wa Jalla-, mendengar dan taat (kepada penguasa muslim, -pent.), walaupun seorang budak berkuasa atas kalian. Karena barang siapa yang hidup diantara kalian, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak.
*      Karena itu, pegangilah sunnahku, dan sunnahnya para khalifah yang lurus lagi terbimbing. Gigitlah sunnahku dengan gigi geraham kalian.
Waspadalah kalian terhadap perkara-perkara baru (dalam agama, -pent), karena setiap perkara baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4607), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2676), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (42 & 44). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' (2455), dan Takhrij Al-Misykah (165)]

Sunnah Rasul -Shallallahu alaihi wa sallam- ibarat perahu yang akan menyelamatkan manusia jika mereka mengendarainya di tengah arus banjir yang melanda manusia.

Kesesatan dan kejahilan ibarat banjir yang siap membinasakan manusia, seorang tak akan selamat darinya kecuali ia mengambil perahu sunnah yang siap mengantarkannya ke surga Allah.

Ibnu Wahb -rahimahullah- berkata, "Kami pernah di sisi Malik seraya aku sebutkan "sunnah". Imam Malik berkata,
السنة سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق
"Sunnah adalah (ibarat) perahu Nabi Nuh; barangsiapa yang menumpanginya, maka ia selamat dan barangsiapa yang tertinggal darinya, maka ia akan tenggelam". [HR. Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo (14/9) dan Abu Isma'il Al-Harowiy dalam Dzammul Kalam (no. 872)]

Wahai kaum muslimin, bila anda ingin selamat, maka peganglah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-, niscaya kalian akan beruntung dan masuk surga, insya Allah. Akan tetapi jika kalian mengambil ucapan orang-orang kafir, undang-undang mereka, aturan-aturan kepala suku dan pemimpin adat, maka kalian pasti akan sesat!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya yang sopan