Senin, 18 Januari 2016

Sholat Sunnah Usai Tarwih

Sholat Sunnah Usai Tarwih
……………………
Penanya :

Bagaimana hukum di suatu masjid yg sdh ditegakkan sholat terawih bakda isya kemudian sebagian orang menegakkan lagi sholat terawih di akhir malam dalam masjid yg sama?

Jawab Ustadz :
Alhamdulillah wash sholatu was salamu ala rosulillah wa ala alihi wa shohbihi ajma'in.


Sholat tarwih disyariatkan di awal malam pada bulan Romadhon. Bila tarwih usai, maka boleh bagi seseorang sholat sunnah lagi setelahnya, dengan syarat ia tak sholat witir lagi. Cukup dengan witir pada sholat tarwih.
Dari Qois bin Tholq berkata,
زَارَنَا طَلْقُ بْنُ عَلِىٍّ فِى يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأَمْسَى عِنْدَنَا وَأَفْطَرَ ثُمَّ قَامَ بِنَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ وَأَوْتَرَ بِنَا ثُمَّ انْحَدَرَ إِلَى مَسْجِدِهِ فَصَلَّى بِأَصْحَابِهِ حَتَّى إِذَا بَقِىَ الْوِتْرُ قَدَّمَ رَجُلاً فَقَالَ أَوْتِرْ بِأَصْحَابِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ ».
"Tholq bin Ali pernah mengunjungi kami di suatu hari dari Bulan Romadhon. Beliau terus sampai sore di sisi kami dan berbuka puasa. Kemudian beliau memimpin kami sholat (tarwih) dan berwitir. Kemudian beliau meluncur menuju masjidnya, lalu memimpin sholat sholat (tarwih) bersama para sahabatnya, sampai apabila witir tersisa, maka beliau mendorong seorang laki-laki ke depan seraya berkata, "Pimpinlah sholat witir para sahabat kalian. Karena, aku pernah mendengar Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
"Tak ada dua witir dalam semalam".
[HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 1439), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (no. 470), dan AN-Nasa'iy dalam Sunan-nya (1679). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy]

Dari hadits ini, ditarik sebuah sebuah kesimpulan:
a.       bolehnya seseorang tarwih bersama suatu jamaah di tempat lain dan menutupnya dengan witir, kemudian ia sholat tarwih atau sholat malam lagi untuk kedua kalinya. Tapi untuk kedua kalinya, ia tidak berwitir lagi.
b.       Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam. Bila ia selaku makmum, maka ia sebaiknya sholat witir bersama imam agar ia mendapatkan pahala sholat sunnah semalam suntuk. Jika ia seorang imam, maka ada dua pilihan baginya: boleh tak berwitir pada tarwih pertama, tapi ia berwitir pada tarwih kedua. Boleh juga sebaliknya, ia berwitir pada tarwih pertama, dan pada tarwih kedua tidak lagi berwitir.
Dari penjelasan di atas, maka jelaslah apa yang ditanyakan oleh penanya. Jadi, seseorang boleh sholat tarwih dan witir, lalu sholat lail lagi kedua kalinya pada malam itu juga, namun ia tidak lagi berwitir. Sebab Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- juga biasa menutup sholat malamnya dengan witir, namun setelah itu sholat malam lagi.

Ini adalah pendapat yang dirojihkan oleh Sufyan Ats-Tsauriy, Malik bin Anas, Ibnul Mubarok, Asy-Syafi'iy, orang-orang Kufah, Ahmad, At-Tiridziy dan yang lainnya. [Lihat Sunan At-Tirmidziy (2/333)]

Dijawab oleh Ust. Abul Asybal, Lc (Alumni Islamic University of Medinah, KSA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya yang sopan