Minggu, 13 September 2015

Gelar WAHABI, Itu Propaganda Orang Yang Memusuhi Dakwah Tauhid dan Sunnah

W A H A B I = (The Pure Islam)


W A H A B I = (The Pure Islam)
Bismillah wasshalatu was salamu ‘ala rasulillah, Amma Ba’du,..
Imam Muhammad bin Abdul Wahab Rahamihullah,…Membrantas Kesyirikan & Penegak Sunnah.

“Saya SALAH dalam MEMA’AFKAN itu Lebih saya Sukai daripada saya SALAH dalam memberikan VONIS.”

Wahabi itu dari kata ‘Wahhaab’ dan ‘i’, ‘i’
Dalam bahasa Arab disebut dengan “
ياءُ النِّسْبَةِ“, ya’ yang merupakan penisbatan, artinya nisbat kepada Wahhab.

Al-Wahhab adalah salah satu sifat Allahyang memiliki Arti Maha Pemberi Karunia –
Dan Wahhab (الوَهَّاب) itu salah satu dari nama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Istilah “Wahabi” diambil dari kata “Al-Wahab”, yang artinya ‘Dzat Yang Maha Pemberi’.Kata “Al-Wahab” merupakan salah satu nama Allah (asma`ul husna). Sedangkan tambahan huruf “i” pada akhir kata ini memberikan makna tambahan “golongan”. Sehingga, istilah“Wahabi” secara bahasa artinya ‘golongan Al-Wahab‘, atau ‘Golongan Allah taala‘

JANGAN TERKECOH,..Dengan Wahabi Yang SESAT = adalah Frqah yang muncul di abad ke-2 Hijriyah yang dibawa oleh Abdul Wahhab bin Rustum.

Dia memang seorang Khawarij yang mengkafirkan (takfiri) kaum Muslimin. Pemikirannya memang menyesatkan, bahkan difatwakan oleh para Ulama Salafush Shaleh akan kekafiran firqah ini…

WAHABI Ini Buatan Kaum Nasrani & Yahudi Inggris GUNA MEMECAH-BELAH & MENGADU-DOMBA SESAMA UMAT ISLAM.

Dan Gelar Sebutan Wahabi ini pula di pakai Kaum Syiah Rafidhoh untuk Menghantam Kaum Salaf dalam Dakwah Tauhid & Sunnah memurnikan Agama Islam….

Jadi secara sejarah, penamaan Wahabi itu dengan yang diklaim katanya “pentolan dakwah Wahabi itu (adalah) "Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab”, (maka) ini adalah suatu sejarah yang aneh sekali.

Firqah Wahabiyah sudah muncul jauh sebelum Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab lahir. Kebetulan, Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab (mengandung) nama “‘Abdul Wahhab.” Nah dikira oleh orang-orang (awam) bahwa ‘Abdul Wahhab inilah pendiri dari Wahabiyah. Akhirnya diklaimlah Wahabi.

Subhanallah, padahal nama beliau adalah Muhammad bin ‘Abdul Wahhab. Secara penisbatan saja sangat salah. “Wahabi” itu nisbat kepada Wahhab. Sementara nama beliau itu Muhammad. Seharusnya “Muhammadiyah”, bukan “Wahabiyah”

Gelar “wahabi” sering digunakan oleh ahli bidah dan para tokoh kesyirikan, untuk menyebut orang yang berusaha mendakwahkan tauhid, membasmi kesyirikan, serta menegakkan sunah dan mematikan bidah.

Mereka mengatakan bahwa tindakan di atas merupakan tema gerakan yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab.

Di samping itu, mereka juga menambahi dengan berbagai tuduhan kepada Wahabi, di antaranya: membenci Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, memusuhi para wali, mengingkari karamah, dan melarang orang untuk berziarah kubur.[1]

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gelar “Wahabi” berasal dari orang yang membenci dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, dan bukan nama resmi yang ditetapkan oleh pengikut Muhammad bin Abdul Wahab sendiri.

Ini menunjukkan bahwa asal gerakan ini tidak memiliki nama, karena gerakan yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab ini, pada hakikatnya, hanyalah bertujuan mengajak masyarakat untuk kembali pada Islam yang murni (the pure Islam) berdasarkan Alquran dan Sunah.

“Jika yang menjadi Pengikut Ahmad (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) Hanyalah Wahabi, maka Aku AKUI bahwa aku adalah WAHABIi.”

“Jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.” (QS. Al-Hujurat:11)

Tujuan utama rival (musuh) dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam menggunakan gelar ini adalah untuk menakut-nakuti agar masyarakat tidak terpengaruh dengan ajakan dakwah Tauhid dan Sunnah.

Dengan diberi gelar yang menakutkan dan terkesan aneh, orang akan semakin waspada dan berhati-hati. Dengan gelar ini pula, para tokoh kebid'ahan bisa semakin mudah memojokkan para dai yang mengajak umat kepada tauhid dan sunnah[2].

Satu hal yang perlu kita pertanyakan, benarkah gelar dan tuduhan yang diberikan oleh lawan dakwah Muhammad bin Abdul Wahab? Tentu jawabnya, "Tidak benar!!"

Karena itu, penting bagi kita untuk memahami sejarah perjalanan dakwah beliau, untuk mengetahui kesalahan dan kedustaan pernyataan di atas, secara lebih detail.

Untuk itu masyarakat Indonesia harus kembali belajar ilmu syar’i kepada para ustadz yang Syar’i,..BERANI MENGATAKAN INI PERBUATAN SYIRIK,..INI PERBUATAN BID’AH,..Kepada Siapapun…
Kita Sikapi dengan akhlaq yang baik. Buktikan dengan akhlaq bahwa tuduhan orang itu kepada kita itu SALAH

Ditinjau dari sisi bahasa.
Jika tujuannya adalah untuk menyatakan “kelompok Muhammad bin Abdul Wahab”, maka seharusnya gelarnya bukan “Wahabi”, tetapi “Muhammadi”, karena nama beliau bukan “Wahab”, tapi “Muhammad”. Menggunakan gelar “Wahabi” berarti salah sasaran, karena tidak sesuai dengan nama pelopornya.








[1] Semua ini adalah kedustaan kaum sufi atas dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Kalau membenci Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, ya kafirlah. Mana mungkin mereka membenci Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Orang awam saja, amat mencintai Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, apalagi para ulama yang digelari Wahabi. Yang dikenal membenci Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dan istri-istrinya adalah kaum Syi'ah. Ziarah kubur mereka tak larang, bahkan mereka menganjurkan kita ziarah kubur demi mengingat mati, bukan datang meminta hajat kepada penghuni kubur. Mereka juga mencintai para waliyyullah, yakni semua orang-orang yang beriman dan bertaqwa, seperti Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, para sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, imam madzhab yang empat, dan semua orang yang mengikuti jalan kebenaran yang pernah dijalani oleh mereka ini.
[2] Sebagaimana yang terjadi pada saudara kami Al-Ustadz Harits Abu Naufal di Aceh. Mereka memojokkan beliau, bahkan mereka ingin mengusirnya dari Nangroeh Aceh karena dakwah beliau yang mengajak kepada tauhid, sunnah dan amal-amal sholih serta memberantas syirik, bid'ah dan maksiat.
# Pengusiran model seperti ini adalah sikap radikal. Seakan-akan Aceh itu adalah milik mereka secara mutlak. Ini merupakan sikap lancang atas pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya yang sopan