Kebaikan Pemerintah Arab Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia
Kita tidak menutup mata, layaknya
manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan
kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan
kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas
budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka
telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair:
وعين الرضا عن كل عيب كليلة … ولكن
عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala
cela, Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
Kebaikan pemerintah Saudi terhadap
kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia .
Ratusan masjid dibangun oleh pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan
dana dari pemerintah dan masyarakat Saudi serta santunan fakir miskin dan
pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat banyak, hanya saja jarang
diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka cabang
universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin
di Indonesia .
Sampai saat ini saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia
yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah
gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya
itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis, asrama juga
gratis.
Cabang universitas Muhammad bin
Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi
sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk
anak-anak bangsa Indonesia .
Mereka belajar secara gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi, bahkan di masa
Pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz hafizhahullah yang baru ini, beliau
melipatgandakan gaji mereka di bulan ini.
Ketika terjadi Tsunami Aceh dan Sumatera Utara, negara-negara Barat
gembar-gembor di media massa mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal
nilainya juga tidak terlalu besar, itupun ternyata sebagian besarnya berupa
pinjaman.
Diam-diam pemerintah Saudi, hampir
tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim
pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa
media ketika itu menginfokan:
“Rakyat dan pemerintah Arab Saudi
menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan
gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua
sumbangan itu berbentuk hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta
berupa uang tunai yang terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$250
juta dan dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebesar US$30 juta. Sementara
US$250 juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat
kedokteran.”
“Semua sumbangan itu merupakan hibah
(pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini tentu
saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di
kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia . Meskipun utang itu
bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.
Adakah bantuan Saudi untuk
Palestina? Apakah benar tuduhan dusta lagi
keji yang dihembuskan orang-orang Syi’ah, bahwa Saudi bekerjasama dengan
Inggris hingga Palestina berhasil dicaplok Yahudi? Jawabannya, kenyataan yang
ada sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyun masih
sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya
demo, Pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah
yang sangat besar untuk Palestina. Media menginformasikan:
“Raja Arab Saudi pada
Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan
kembali Gaza
yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. “Atas nama
rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dolar bagi program
pembangunan kembali Gaza,” kata Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat
tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat menekan Saudi
untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi bantuan, media
memberitakan:
“Arab Saudi menegaskan bahwa mereka
akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15
juta dollar AS setiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan sumbangan
seorang pengusaha:
“Seorang pengusaha Saudi yang menolak
untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari senin, sumbangkan 25 juta Riyal
untuk membantu rakyat Gaza .”
Catatan Asy-Syaikh Hamd Al-‘Utsman
hafizhahullah:
Dalam beberapa tweet beliau
menyebutkan diantaranya,
1)
Tidak Ada yang Mengingkari Bantuan Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia, Kecuali…?
مواقف السعودية في نصرة قضايا
الإسلام في كل أقطار الدنيا لا ينكرها إلا عدو نفسه، قال النبي ﷺ “لايشكر
الله من لايشكر الناس“.
“Peran-peran Saudi dalam membantu
permasalahan-permasalahan Islam di seluruh dunia tidak ada yang mengingkarinya
kecuali musuh dirinya sendiri, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda,
لَا
يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ
لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidaklah bersyukur kepada Allah,
orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan
At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 416)
2)
Pembangunan Masjid-masjid dan Pusat-pusat Islam Hingga ke Kutub Utara:
غالبية
المساجد والمراكز الإسلامية في الخارج بُنيت بدعم الدولة السعودية وتبرعات شعبه
السخي،حتى بلغت مآذن المساجد القطب الشمالي.
“Banyak sekali masjid dan
pusat-pusat dakwah Islam di luar Saudi, dibangun dengan dukungan Pemerintah
Saudi dan bantuan dana masyarakatnya yang dermawan, hingga tempat-tempat
berkumandang adzan dari masjid-masjid sampai ke Kutub Utara”.
3)
Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Kuwait
dari Pembantaian Partai Sosialis Komunis Ba’tsi Iraq
dan Bahrain dari Serangan
Syi’ah Iran :
لا ننسى نصرة السعودية للكويت في
تحريرها من الاحتلال البعثي،كما لاننسى نصرتها للبحرين في منع الغزو الايراني لها،والوفاء
شيمة المسلم.
“Jangan engkau lupa bantuan Saudi untuk
Kuwait dalam membebaskannya dari penjajahan Partai Ba’ts, jangan pula engkau
lupa dengan bantuan Saudi terhadap Bahrain dalam menghalau serangan pasukan
Iran, dan menunaikan janji adalah sifat seorang muslim”.
4)
Peran Arab Saudi dalam Jihad Afghanistan :
السعودية دفعت أبناءها للدفاع عن
أفغانستان من الاحتلال الروسي فضلا عن المليارات، وكافأنا جاحدالجميل بإقامة
معسكرات تدريب هناك لغزونا.
“Saudi telah mengerahkan anak-anak
negerinya untuk membela Afghanistan
dari penjajahan Rusia, apalagi milyar-milyar dananya…”
5)
Peran Arab Saudi dalam Membantu Dunia Islam dan Pakistan Secara Khusus dalam
Pengembangan Senjata Nuklir:
السعودية دفعت المليارات لتنمية الدول
الإسلامية لمنشآتهاالتعليميةوالصحيةوالعسكرية،والكهرباء والماءوالطرق،ودعمت
باكستان في صناعة السلاح النووي.
“Saudi telah membantu milyar-milyar dananya
untuk mengembangkan negeri-negeri Islam; untuk pembangunan dalam pendidikan,
kesehatan, militer, listrik, air, jalan-jalan, dan membantu Pakistan dalam pengembangan senjata
nuklir”.
6)
Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Bosnia :
في الوقت الذي فرضت فيه الأمم
المتحدة منعا لتوريد الأسلحة في حرب البلقان زودت السعودية البوسنة والهرسك
بالأسلحة لدفع عدوان الصرب عليهم.
“Ketika PBB memboikot impor senjata
dalam Perang Balkan, Saudi membekali Bosnia
dan Herzegovina dengan
senjata-senjata untuk membela diri dari kezaliman Serbia kepada mereka.”
7)
Peran Arab Saudi dalam Membantu Palestina:
سليم الزعنون رئيس المجلس الوطني
الفلسطيني:السعودية
فتحت لنا مخازن أسلحة جيشها وزودتنا بالأسلحة عام ١٩٧٨.
“Salim Az-Za’nun, Pemimpin Majelis Tanah
Air Palestina berkata: Saudi telah membuka untuk kami gudang-gudang penyimpanan
senjata tentaranya dan membekali kami dengan berbagai senjata sejak tahun
1978.”
Raja Salman bin Abdul Aziz
hafizhahullah berkata,
فلسطين قضيتناالأولى
“Palestina adalah permasalahan kami yang
pertama.”
Kebaikan Ulama Saudi untuk
Kaum Muslimin Dunia
Bukan hanya pemerintahnya yang
berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa sebagai
dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut
membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh sebagian
orang, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut Palestina:
Fatwa Lembaga Resmi
untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil
Buhuts Al-‘Ilmiyah wal Ifta’
Tentang Masalah
Palestina
“Segala puji hanyalah milik Allah
Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi
dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau
beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir
zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah Da’imah lil
Buhutsil ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan
Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan
penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi
yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di
Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan
orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan,
rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk.
Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk
Palestina.
Dan dalam menghadapi peristiwa yang
menyakitkan ini wajib atas ummat Islam berdiri satu barisan bersama
saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut
membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman
yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan
sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu bersaudara.” (Al-Hujurat: 10)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan
orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang
lain.” (At-Taubah: 71)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,
إِنَّ
الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ
أَصَابِعَهُ
“Seorang mukmin bagi mukmin yang
lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan
antar jari-jemari (kedua tangannya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ
بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ
“Perumpamaan orang-orang yang
beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka
adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh
tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ
“Seorang muslim adalah saudara bagi
muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak
memperdayanya dan tidak meremehkannya.” (HR. Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum
mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan,
apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin
berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya. Atau
dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya
bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi di belakang mereka dan
membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan
musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke
dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam
firman-Nya,
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan bekerjasamalah kalian di atas
kebajikan dan ketakwaan.” (Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini juga,
menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan
bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap
waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari
mereka dan mendoakan mereka agar Allah memulihkan keadaan mereka dan membimbing
amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami mewasiatkan
kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada
Allah Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar
bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta
menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus
memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan
pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada semua
saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya
kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan
dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan
dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang
yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial
kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga mengajak
kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia
seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal
dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka
dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang
mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang
berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan
individu.
Kami mohon kepada Allah dengan
nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap
kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya
dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan
tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari
kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan
Dzat Yang Maha Berkuasa.
Dan shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta
shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.”
Tertanda:
Mufti Saudi Kerajaan Arab Saudi dan
Ketua Komite Ulama Besar: Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Aalusy Syaikh
hafizhahullah.
Dan Para Ulama Anggota Komite Tetap
untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi
[Sumber terjemahan dari website Ahlus
Sunnah Jakarta
dengan sedikit perubahan dan teks Asli dari website Sahab]
Bantuan kepada kaum
muslimin di berbagai penjuru dunia, oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka,
namun benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut.
Diantaranya dalam kisah-kisah
berikut:
Keteladanan Mufti Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di
masanya, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan,
“Ada satu kisah yang sangat berkesan bagiku,
pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu lembaga sosial di
Kerajaan Saudi Arabia ke
pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan dari pemerintah negeri yang
penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia .
Setelah berjalan kaki selama empat
jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah
kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan yang
mereka bawa. Maka berkatalah sang wanita tua, “Dari mana asal kalian?”
Mereka menjawab, “Kami dari Kerajaan
Saudi Arabia ”. Wanita tua itu lalu berkata,
“Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz”. Mereka berkata, “Semoga Allah
merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil
seperti ini?” Wanita tua menjawab, “Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan
untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat
permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”.” [Koran Al-Madinah,
no. 13182]
Salah seorang murid Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah
bercerita, “Pada suatu malam, ketika Syaikh
Bin Bazrahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara
orang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya untuk
melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya, setelah
beliau shalat barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang
pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan, lalu Syaikh minta pencuri
itu dihadirkan ke hadapannya. Pertama sekali yang beliau lakukan adalah
membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya, setelah si pencuri
makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata, “Kenapa engkau melakukan
ini?” Pencuri menjawab, “Ibuku di Pakistan saat ini sedang dirawat di rumah
sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya hanya memiliki 5.000
Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.” Maka Syaikh menghubungi salah
seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran akan
perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran
atas pengakuan si pencuri, beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar
5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan kemungkinan dia
membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal.
Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai
beliau sampai wafatnya.” [Disarikan dari ceramah, “Maqaathi’
Muatststsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”]
Abdullah bin Muhammad Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh
Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di negara Eretria berkisah:
“Saya datang ke Riyad di malam hari
yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian
berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu
waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya
putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana
dan bertemu dengan seseorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia
membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya
tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku melihat Asy-Syaikh
Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa semangkuk
makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada saya.
Beliau berkata, “Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan ini
karena saya berpikiran anda belum makan malam ini. Demi Allah, saya tidak bisa
tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.” [Untaian
Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, Abu Abdillah Alercon, dkk, hal. 27-28]
Subhanallah, inilah akhlak para
ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah pemerintah
yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid dan
sunnah. Dan masih banyak lagi kebaikan pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum
muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا
لا تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata
itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [Al-Hajj:
46]
Inikah Penyebab Hizbut Tahrir
Membenci Arab Saudi…?![1]
Hizbut Tahrir adalah kelompok sesat
yang banyak disingkap kesesatannya oleh para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah,
khususnya para ulama di Arab Saudi secara umum dan dua kota suci Makkah dan
Madinah secara khusus, dan berikut beberapa poin ringkasan penyimpangan
Hizbut Tahrir yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Abdur Rahmman bin Muhammad Sa’id
Ad-Dimaysqiyyah dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir”:
1) Kesibukan utama mereka adalah
politik dan ajakan mendirikan khilafah, maka tidak akan engkau dapati mereka
sibuk mengajak untuk membersihkan aqidah, menegakkan sholat, puasa, zakat dan
ibadah-ibadah lainnya.
2) Hijrahnya banyak anggota dan
tokoh-tokoh Hizbut Tahrir ke negeri-negeri kafir Eropa.
3) Mereka tidak memiliki aqidah yang
jelas, selain khilafah yang menurut aqidah mereka adalah prioritas, seakan-akan
Allah menyatakan, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
menegakkan khilafah”.
4) Menawarkan khilafah kepada tokoh
Syi’ah Khomeini yang melakukan banyak kekafiran (sebagaimana disebutkan dalam
majalah “Khilafah” mereka no. 18 tanggal 4-9-1989 M) dan mereka
memuji kitab Khomeini yang berisi banyak kesyirikan dan kekafiran berjudul “Al-Hukumah
Al-Islamiyah” dalam majalah mereka Al-Wa’i no. 26 tahun 1989 M, maka ini
diantara yang menunjukkan rusaknya aqidah mereka.
5) Tidak memahami dan berusaha
mengobati perkara-perkara yang menyebabkan runtuhnya khilafah kaum muslimin,
yaitu kesyirikan, bid’ah dan maksiat. Mereka ingin Allah ta’ala merubah mereka
namun mereka tidak berusaha merubah diri mereka.
6) Para
penceramah mereka selalu berceramah hanya dengan mengandalkan emosi dan
pembicaraan politik untuk menutupi kebodohan mereka terhadap ilmu agama, maka
engkau tidak akan dapati tokoh-tokoh mereka memiliki halaqoh-halaqoh ilmu
syar’i yang diprioritaskan.
7) Memusuhi aqidah tauhid dan
bersikap lembek dalam mengamalkannya, disertai ajakan untuk bersatu bersama
kelompok-kelompok syirik seperti Syi’ah, Shufiyyah dan lain-lain.
8) Membolehkan orang kafir menjadi
anggota parlemen Islam atau menjadi kepala daerah dan pemimpin pasukan di
negeri muslim (sebagaimana dalam buletin “Ajwibah wa Asilah” yang
diterbitkan oleh Pendiri HT An-Nabhani bulan Rabi’uts Tsani 1390 H/5-6-1970 M)
9) Kondisi mereka menunjukkan bahwa
tujuan dapat membenarkan segala cara.
10) Kekacauan aqidah mereka dalam
masalah Al-Qodha dan Al-Qodar.
11) Akal menurut mereka termasuk
sumber agama, dan ini adalah hasil adopsi dari Mu’tazilah.
12) Berjilbab lebar sesuai syari’at
menurut mereka adalah kemerosotan moral sebagaimana diisyaratkan An-Nabhani
dalam “An-Nizhom fil Islam” hal. 10 dan 128.
13) Tidak ada bedanya menurut mereka
antara Sunni dan Syi’ah, padahal jelas sekali kekafiran Syi’ah.
14) Meniadakan Amar Ma’ruf Nahi
Munkar hingga tegak khilafah khayalan mereka, sebagaimana disebutkan dalam
kitab mereka “Manhaj Hizbit Tahrir minat Taghyir” hal. 21.
15) Pengkafiran mereka terhadap kaum
muslimin dan tuduhan mereka bahwa negeri-negeri muslim adalah negeri-negeri
kafir, sebagaimana dalam kitab mereka “Hizbut Tahrir” hal. 32, 103.
16) Bahkan menganggap Makkah dan
Madinah bukan negeri Islam, sebagaimana dikatakan seorang tokoh Hizbut Tahrir
dalam dialog bersama Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyyah.
17) Menolak hadits-hadits Ahad dalam
aqidah, ini adalah kesesatan yang nyata.
18) Mengingkari azab kubur.
19) Mencela hadits-hadits tentang
Imam Mahdi.
20) Fatwa-fatwa fiqh aneh Hizbut
Tahrir:
Boleh berciuman dan berjabat tangan
dengan wanita non mahram (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 29-05-1970
M yang disebarkan An-Nabhani).
Boleh melihat gambar porno.
Boleh bagi wanita mengenakan wig dan
celana “banthalun” dan boleh keluar mengikuti Pemilu meski dilarang suami
(Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 17-02-1972 M yang disebarkan
An-Nabhani)
Wanita boleh jadi anggota parlemen,
sebagaimana dalam kitab mereka “Muqoddimatus Dustur” hal. 114 dan“Mitsaqul
Ummah” hal. 72.
Boleh wanita menjadi qodhi,
sebagaimana dalam kitab mereka “An-Nizhom Al-Ijtima’i fil Islam” hal.
89.
Boleh mengqishosh seorang muslim
yang membunuh orang kafir, padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
melarang.
Boleh taat kepada khalifah mereka
meski menyelisihi ayat dan hadits yang jelas, sebagaimana dalam kitab mereka“Ad-Daulah
Al-Islamiyah” hal. 108.
Dan masih banyak lagi yang
dipaparkan Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyah secara detail dalam kitab
beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir” silakan merujuk kitab tersebut.
PENEGASAN
Bagi yang mendalami dan memahami
manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah insya Allah dengan mudah memahami analisa sebab
kebencian Hizbut Tahrir terhadap Arab Saudi, yaitu karena negeri Arab Saudi,
baik pemerintah dan ulamanya memiliki peran yang sangat besar dalam
memperjuangkan tauhid dan sunnah serta berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan
As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, yang sangat bertentangan dengan manhaj Hizbut
Tahrir, bersamaan dengan itu para ulama Ahlus Sunnah baik yang memiliki
hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Arab Saudi, merekalah yang
menyingkap kesesatan Hizbut Tahrir, maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah
penghalang terbesar bagi “khilafah” khayalan dan berbagai kesesatan Hizbut
Tahrir yang lainnya, dan bukanlah ini suatu analisa yang baru, tapi sudah
disebutkan ulama Salaf sejak dulu.
Al-Imam Yahya bin Ma’in rahimahullah
berkata,
علامة أهل البدع الوقيعة في أهل
الأثر
“Tanda ahlul bid’ah adalah
menjelek-jelekan Ahlul Atsar (Ahlus Sunnah).” [As Sunnah lil
Laalakaai, 1/179]
Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah
berkata,
لَيْسَ مِنْ صَاحِبِ بِدْعَةٍ
تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخِلَافِ
بِدْعَتِهِ بِحَدِيثٍ إِلَّا أَبْغَضَ الْحَدِيثَ
“Tidak ada satu pun pelaku bid’ah
yang engkau sampaikan hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang
menyelisihi bid’ahnya, kecuali ia akan membenci hadits tersebut.” [Syarafu
Ashaabil Hadits: 149]
Al-Imam Ahmad bin Sinan Al-Qoththon
rahimahullah berkata,
لَيْسَ فِي الدُّنْيَا
مُبْتَدِعٌ إِلَّا وَهُوَ يُبْغِضُ أَهْلَ الْحَدِيثِ فَإِذَا ابْتَدَعَ الرَّجُلُ
نُزِعَ حَلَاوَةُ الْحَدِيثِ مِنْ قَلْبِهِ
“Tidak ada di dunia ini seorang
ahlul bid’ah pun kecuali ia membenci Ahlul Hadits (Ahlus Sunnah), dan apabila
seseorang berbuat bid’ah maka akan dihilangkan manisnya hadits dari hatinya.” [Syarafu
Ashaabil Hadits: 150]
Al-Imam Abu Nashr bin Sallaam
Al-Faqih rahimahullah berkata,
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلَ عَلَى
أَهْلِ الْإِلْحَادِ، وَلَا أَبْغَضُ إِلَيْهِمْ مِنْ سَمَاعِ الْحَدِيثِ
وَرِوَايَتِهِ بِإِسْنَادِه
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat
atas orang-orang yang sesat dan lebih dibenci oleh mereka dari mendengar hadits
dan meriwayatkannya dengan sanadnya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 151]
Al-Imam Abu ‘Utsman Ash-Shabuni
rahimahullah berkata,
علامات البدع على أهلها بادية
ظاهرة، وأظهر آياتهم وعلاماتهم: شدة معاداتهم لحملة أخبار النبي صلى الله عليه
وسلم واحتقارهم واستخفافهم بهم
“Tanda-tanda ahlul bid’ah nampak
jelas pada orang-orangnya, dan tanda mereka yang paling jelas adalah, kerasnya
permusuhan, perendahan dan peremehan mereka terhadap para ulama pembawa
hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” [‘Aqidatus Salaf
Ashhaabil Hadits: 101]
وبالله
التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
FansPage Website: Sofyan Chalid
bin Idham Ruray [www.fb.com/sofyanruray.info]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya yang sopan