oleh : Ustadz Abul Asybal, Lc.
Topik menarik
hari-hari ini, terlihat di medsos dan banyak yang posting dan komentar
tentangnya. Mereka berkumpul untuk menyuarakan berbagai aspirasi dan tujuan.
Masing-masing pihak punya asumsi dan pandangan yang beragam dari yang lainnya.
Ustadz Haikal
–misalnya- selaku ketua menyatakan bahwa parade akbar ini merupakan panggilan
nurani untuk menjalin ukhuwah islamiyah antarumat muslim di Indonesia. (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/08/14/nt2nif346-parade-tauhid-harus-diberikan-prasangka-baik)
Muncul sebuah
pertanyaan: "Benarkah jalan kita dalam mengajak semua lapisan masyarakat
muslim untuk bersatu di atas aqidah dan keyakinan yang berbeda-beda?"
Jawabannya,
persatuan seperti ini adalah persatuan semu. Sebelum menyatukan manusia, maka
satukanlah hati mereka di atas satu aqidah, keyakinan dan manhaj.
Ajaklah mereka
untuk membuang berbagai macam jenis ta'ash-shub (sikap fanatik), entah fanatik
kepada suku, partai, kasta, golongan dan jabatan!! Lalu satukan mereka di atas
Al-Kitab dan Sunnah shohihah.
Yang
terpenting, terangkan kepada mereka arti dan makna tauhid yang lurus, dimana
tauhid dalam aqidah ahlus sunnah ada tiga: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah
dan tauhidul asma' wash shifat.
Jika mereka
bersedia menerima tiga tauhid ini dan mengamalkannya serta membuang segala bentuk
kesyirikan yang merusak dan meruntuhkan sendi-sendi tauhid (seperti, berdoa
kepada para wali atau org sholih, ngalap berkah dari makhluk, menyembelih untuk
selain Allah, mengangkat adanya makhluk yang katanya tahu perkara gaib, dll),
maka bimbinglah untuk taat dan patuh kepada Al-Qur'an dan Sunnah yg shohihah.
Apa yang diperintahkan oleh keduanya, maka ajaklah dan bimbinglah mereka agar
ridho dalam mengikuti dan mengamalkan perintah Al-Qur'an dan Sunnah.
Semua ini
tentunya harus melalui rute dan perjalanan panjang dalam mendidik umat dari
yang termudah sampai yang paling rumit. Semua ini membutuhkan kesabaran yg
tinggi.
Adapun
melakukan parade dan pawai seperti yg mereka gelar, maka semua itu tidaklah
mendatangkan manfaat, karena:
a. perbuatan seperti ini tak ada contohnya dr Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- dan para sahabat. Adapun sebagian dr pihak bahwa
parade tauhid sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya Umar
bin Khatab pada 616 Masehi (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/08/14/nt2nif346-parade-tauhid-harus-diberikan-prasangka-baik),
maka ini merupakan klaim yg keliru, sebab atsar dari Umar tersebut yg
diisyaratkan oleh Ust. Haikal merupakan atsar yg dho'if (lemah), tak boleh
dijadikan hujjah!![1]
b. Andaikan itu baik, maka pasti dilakukan oleh Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- dan para sahabatnya.
c. Di dalamnya terjadi ikhtilath (campur baur pria dan
wanita).
d. Melakukan sebuah acara parade alias sebagai rangkaian
Peringatan Hari Besar 17 Agustus merupakan perkara yang tercela. Sebab di dalam
Islam hari besar dan hari raya hanya ada dua.
e. Menghabiskan waktu, tenaga dan dana besar untuk suatu
acara yang tidak dibenarkan dalam agama. Bayangkan saja –sebagai contoh- barisan
umat Muslim tersebut terdiri dari pasukan berkuda, pembentang kain sepanjang
3000 meter dengan bertuliskan kalimat tauhid.
Kain
sepanjang itu dibuat hanya untuk acara sehari?! Kira-kira berapa harganya?! Berapa
dana yang dibutuhkan dan berapa pakaian bisa jadi dr kain sepanjang itu?!! Boros,
jelas boros!!
f. Belum lagi sebagian orang mengkhususkan malam 17 Agustus
dg "Sholat Lail" sebagai rangkaian parade. Jelas ini adalah bid'ah
yang tercela dalam agama.
Ini sebagian
sisi terlarangnya acara parade tersebut.
[1] Atsar
itu diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah (1/40) dan Ibnu Asakir
dalam Tarikh Dimasyqo (44/31). Di dalam sanadnya, terdapat rowi yg
bernama Ishaq bin Abi Farwah. Imam Ahmad menilai bahwa tidak halal meriwayatkan
hadits darinya. Ibnu Ma'in menyatakannya sebagai kadzdzab 'tukang dusta'.
Lantaran itu, al-Hafizh menilainya "matruk" (ditinggalkan). Hadits yg
diriwayatkan rowi matruk derajat amat lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya yang sopan