oleh: Ust. Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al Maidani
Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari sahabat Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
إِنّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ، وَتَوَلّىَ عَنْهُ
أَصْحَابُهُ، إِنّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ. يَأْتِيهِ مَلَكَانِ
فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرّجُلِ ؟
فَأَمّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنّهُ عَبْدُ اللّهِ وَرَسُولُهُ. قَالَ:
فَيُقَالُ لَهُ: “انْظُرْ إِلَىَ مَقْعَدِكَ مِنَ النّارِ. قَدْ أَبْدَلَكَ اللّهُ
بِهِ مَقْعَداً مِنَ الْجَنّةِ” قَالَ نَبِيّ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: “فَيَرَاهُمَا
جَمِيعاً”.
“Sesungguhnya seorang hamba bila diletakkan di dalam
kuburnya dan para pengantarnya telah kembali pulang, sunggguh dia akan
mendengarkan gesekan sandal-sandal mereka.
Datang kepadanya dua malaikat, maka keduanya
mendudukkannya dan bertanya kepadanya, ‘Apa pendapatmu tentang orang ini (yakni,
nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam)?
Adapun seorang yang mukmin akan menjawab, ’Aku bersaksi
bahwasanya dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya’. Maka dinyatakan kepadanya,
‘Lihatlah kepada tempatmu di neraka, sungguh telah digantikan oleh Allah dengan
sebuah tempat di surga.” Maka Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Kemudian dia melihat kedua tempat tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim:
27)
Permulaan dari alam akhirat adalah alam barzakh (alam
kubur). Oleh karena itu, seorang yang beriman akan dikokohkan oleh Allah untuk
menjawab pertanyaan kubur, sebagaimana di dalam hadits yang telah lalu.
Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dari hadits
Al-Bara’ bin ‘Azib
الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِي الْقَبْرِ: يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. فَذَلِكَ قَوْلُهُ: يُثَبِّتُ
اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآَخِرَةِ
“Seorang hamba yang muslim bila ditanya di dalam
kuburnya, niscaya dia akan bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan
Allah. Maka itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala: ‘ Allah meneguhkan
(iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di
dunia dan di akhirat’.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Allah mudahkan baginya untuk menjawab pertanyaan kubur
dengan mengucapkan dua kalimat syahadat ’Laa Ilaha Illallah wa Anna Muhammadan
Rasulullah.
Perkara yang akan ditanyakan oleh dua malaikat kepada
seorang hamba yang baru saja meninggal, bila telah selesai dikuburkan, ada tiga
hal:
yang pertama: (مَنْ رَبُّكَ)
“Siapa Rabbmu”
yang kedua: (وَمَا دِيْنُكَ)
“Apa agamamu”
yang ketiga: (وَمَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِيْ بُعِثَ فِيْكُم)
“Siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini?”
yang pertama: (مَنْ رَبُّكَ)
“Siapa Rabbmu”
yang kedua: (وَمَا دِيْنُكَ)
“Apa agamamu”
yang ketiga: (وَمَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِيْ بُعِثَ فِيْكُم)
“Siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini?”
Maka seorang yang mukmin akan menjawab: “Rabku adalah
Allah, agamaku adalah Islam, sedangkan orang ini adalah Muhammad utusan Allah.”
Lalu ditanyakan kepadanya: “Apa yang memberitahumu mengenai jawaban ini?” Dia
menjawab: “Aku membaca Al-Qur’an, beriman kepadanya, dan membenarkannya.”
Dengan demikian, seorang yang mukmin selamat dari siksa
kubur karena bisa menjawab pertanyaan dua malaikat yang datang kepadanya itu.
Berbeda dengan seorang yang kafir ketika ditanya: “Siapa Rabmu? Apa agamamu?
Siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini?” Dia hanya bisa menjawab:
“Ha..ha.. aku tidak tahu.” Inilah keadaan seorang yang kafir sewaktu ditanya di
dalam kuburnya.
Itulah fitnah kubur, yaitu pertanyaan dua malaikat yang
dihadapkan kepada seorang yang baru saja meninggal. Dua malaikat yang menanyai
seorang yang baru saja meninggal disebut dengan Munkar dan Nakir. Sebagaimana
hal ini terdapat di dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang
dikeluarkan oleh Imam At-Turmudzi dengan sanad yang hasan, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ، أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ. يُقَالُ
لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَاْلآخَرُ النَّكِيْرُ
“Apabila seorang hamba telah diletakkan di dalam
kuburnya, datanglah kepadanya dua malaikat yang hitam dan biru. Salah satunya
disebut Al-Munkar dan yang lain disebut An-Nakir.”
(HR. At-Turmudzi dan dihasankan oleh syaikh Al AlBani dalam tahqiqnya atas "Syarh
Aqidah Thahawiyyah” hal. 399)
Maka ini adalah nama dua malaikat yang akan menanyai
seorang yang baru saja dikubur. Keduanya akan bertanya tentang “Siapa Rabmu,
apa agamamu, dan siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini?”
Seorang yang mukmin setelah bisa menjawab pertanyaan dua malaikat itu, maka dia akan memperoleh nikmat kubur. Adapun seorang yang kafir, ketika tidak bisa menjawabnya, maka dia akan dihadapkan kepada adzab kubur.
Seorang yang mukmin setelah bisa menjawab pertanyaan dua malaikat itu, maka dia akan memperoleh nikmat kubur. Adapun seorang yang kafir, ketika tidak bisa menjawabnya, maka dia akan dihadapkan kepada adzab kubur.
Di sini para ulama berselisih pendapat: Apakah pertanyaan
kubur hanya khusus pada umat ini atau juga umum pada umat-umat yang sebelumnya?
Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini, bahwa
pertanyaan kubur berlaku umum pada seluruh umat dari yang pertama sampai yang
terakhir. Pendapat ini telah dikuatkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah
di dalam kitabnya ”Syarh Lum’atil I’tiqod”( hal. 112)
Kemudian terjadi pula perselisihan di kalangan para
ulama: Apakah pertanyaan ini bagi orang-orang yang mukallaf saja atau juga bagi
orang-orang yang tidak mukallaf seperti anak kecil dan orang gila yang
meninggal?
Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini, bahwa
pertanyaan kubur mencakup semuanya. Baik yang mukallaf atau tidak mukallaf.
Maka pertanyaan kubur itu juga diarahkan bagi anak kecil dan orang gila yang
meninggal, karena keumuman dalil-dalil yang berbicara tentang pertanyaan kubur.
Demikian pula dikuatkan dengan dalil bahwa anak kecil
atau orang gila yang meninggal dari kalangan muslimin, diperintahkan kepada
kita untuk menshalatkan dan mendoakannya agar dilindungi oleh Allah dari adzab
kubur. Hal ini menunjukkan bahwa mereka juga mendapatkan ‘pertanyaan kubur’.
Oleh sebab itu, Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Ar-Ruh
yang dinisbatkan kepada beliau, menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa
pertanyaan kubur berlaku secara umum, baik bagi yang mukallaf maupun tidak.
Adapun mengenai pertanyaan kubur: Apakah khusus bagi kaum
mukminin saja atau juga umum meliputi orang-orang kafir?
Menurut pendapat yang paling kuat dikalangan para ulama,
bahwa pertanyaan kubur meliputi kaum mukminin dan orang-orang kafir secara
umum.
Banyak dalil dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang
mengasumsikan kepada kita bahwa orang-orang kafir juga akan ditanya oleh dua
malaikat di dalam kubur mereka. Di antaranya adalah hadits yang telah kita
bacakan sebelumnya yaitu hadits Al-Bara’ bin ’Azib yang dikeluarkan oleh Al
Imam Ahmad, Abu, Dawud, An Nasai, Ibnu Majah dan yang selainnya.
Wallahu a’lam bish shawab.
Wallahu a’lam bish shawab.
كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوْفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنُةً
“Cukuplah kilatan pedang yang berada di
atas kepalanya sebagai ujian tersendiri”. (HR.
An-Nasai dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam kitabnya ”Ahkamul Janaiz”
hal. 36)
Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang mati syahid tidak
diuji, yakni tidak ditanya oleh dua orang malaikat di dalam kuburnya. Maka ini
merupakan pengecualian. Pengecualian yang lain adalah orang yang meninggal
ketika berada di front terdepan untuk berjaga-jaga dalam jihad fi sabilillah.
Kondisi ini diistilahkan dengan “Al-Murobith fi sabilillah”. Maka orang yang
demikian ini, bila meninggal tidak akan ditanya di dalam kuburnya. Sebagaimana
yang diterangkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari sahabat
Salman Al-Farisi radhiallahu ’anhu.
Sekeluarnya dari fitnah kubur, seorang yang meninggal
akan memasuki fase yang disebut dengan nikmat kubur atau adzab kubur. Seorang
mukmin setelah bisa menjawab pertanyaan dua malaikat yang datang kepadanya,
maka dia memperoleh nikmat kubur.
Kemudian datang seruan dari langit: “hamba-Ku ini telah
benar, Bentangkanlah untuknya permadani dari surga dan bukakanlah sebuah pintu
ke surga”. Harum wangi surga pun menerpanya dan kuburnya diperluas sejauh mata
memandang. Lalu datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya, pakainnya, dan
harum wanginya. Orang itu berkata, bergembiralah dengan segala yang akan
menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan. Maka si
mukmin bertanya kepadanya, siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang
dengan membawa kebaikan. Dia pun menjawab, aku adalah amalmu yang sholih. Lalu
si mukmin berkata, wahai Robbku! Segerakanlah hari kiamat agar aku kembali
kepada keluarga dan hartaku”.
Adapun seorang yang kafir ketika tidak bisa menjawab
pertanyaan dua malaikat yang datang kepadanya, maka dia dihadapkan kepada adzab
kubur. Kemudian datang seruan dari langit: “dia telah berdusta, bentangkanlah
untuknya permadani dari api neraka dan bukakanlah sebuah pintu ke neraka.
Sehingga hawa panas dan racun neraka pun menerpanya dan kuburnya di persempit
sampai tulang-tulang rusuknya saling bergeser.
Lalu datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya,
pakainnya, dan busuk baunya. Orang itu berkata, bergembiralah dengan segala
yang akan memperburuk keadanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah
dijanjikan. Maka si kafir bertanya, siapakah engkau? Wajahmu dalah wajah yang
datang dengan membawa keburukan. Dia pun menjawab, aku adalah amalmu yang
buruk. Lalu si kafir berkata, wahai Robku! Janganlah engkau datangkan hari
kiamat”.
Itulah keadaan seorang yang mukmin dan seorang yang kafir
setelah ditanya di dalam kuburnya. Seorang yang kafir disiksa karena tidak bisa
menjawab pertanyaan kubur. Namun bukan berarti bahwa setiap mukmin pasti akan
terlepas dari adzab kubur. Seorang mukmin yang bermaksiat kepada Allah
berkemungkinan merasakan adzab kubur, bila Allah tidak berkehendak mengampuni
dosanya.
Hal ini diperkuat dengan sebuah hadits dari sahabat
‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda:
إِنّهُمَا
لَيُعَذّبَانِ، وَمَا يُعَذّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ
يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، ، وَأَمّا الاَخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنّمِيمَةِ
”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh
sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar.
Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air
kencing. Sedangkan yang lain, dahulu biasa berjalan untuk mengadu domba”.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua
bagian. Beliau meletakkannya di masing-masing dua kubur ini dengan harapan
semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingan siksa keduanya, selama pelepah
kurma itu masih basah dan belum kering.
Apakah adzab kubur akan berlangsung sampai terjadinya
hari kiamat atau disesuaikan dengan kadar dosa orang yang disiksa ?
Jawabnya: di antara adzab kubur ada yang akan berlangsung sampai terjadinya hari kiamat dan ada pula yang disesuaikan dengan kadar dosa orang yang disiksa.
Jawabnya: di antara adzab kubur ada yang akan berlangsung sampai terjadinya hari kiamat dan ada pula yang disesuaikan dengan kadar dosa orang yang disiksa.
Yang akan berlangsung sampai terjadinya hari kiamat
adalah adzab kubur bagi orang-orang yang kafir. Di dalam Al-Qur’an, Allah telah
menyatakan tentang Fir’aun dan bala tentaranya:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ
السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang,
serta pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah
Fir`aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras”. (Al-Mukmin
(Ghafir): 46)
Dari ayat ini, ulama menyimpulkan bahwa adzab kubur bagi
orang-orang yang kafir akan berlangsung sampai terjadinya hari kiamat.
Dalil yang lain adalah hadits Al-Bara` bin ’Azib yang
sebelumnya telah kita bacakan, pada sebuah riwayatnya disebutkan: “Bahwasanya
tatkala seorang yang kafir tidak bisa menjawab pertanyaan dua malaikat itu,
maka kepadanya dinampakkan tempatnya di dalam neraka, dan perkara ini akan
berlangsung sampai hari kiamat”.
Adapun adzab kubur yang berlangsung, sesuai dengan kadar
dosa orang yang disiksa adalah adzab kubur yang ditimpakan kepada para pelaku
dosa besar. Allah akan menyiksanya di dalam kubur sesuai dengan kadar dosanya,
kemudian akan diperingan dan tidak akan berlangsung sampai terjadi hari kiamat.
Wallahu a’lam bi shawab.
***
***
Link: (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya yang sopan