Sebagian orang yang rendah iman dan
buruk perangainya, sering kita temukan mereka mengolok-olok dan mengejek sunnah
Rasul -Shallallahu alaihi wa sallam- yang diamalkan oleh para pemuda pencinta
sunnah.
Ia mengira bahwa perbuatan itu remeh
dan tidak memiliki risiko fatal bagi keimanannya. Mengejek sunnah merupakan
lambang kebencian seseorang kepada sunnah Rasulullah -Shallallahu alaihi wa
sallam-.
فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ
مِنِّي
Rasulullah juga memperingatkan:
"Barangsiapa yang membenci Sunnahku maka dia bukan dari golonganku."
(HR. Al-Bukhoriy (no. 5063) dan Muslim (no. 1401))
Mengejek dan mengolok-olok sunnah dan pelakunya akan mendapatkan siksaan dunia dan akan menuai hukuman di akhirat.
Disini kami akan nukilkan
riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang disegerakannya balasan dan hukuman
bagi orang-orang yang memperolok-olok, meremehkan dan tidak mengagungkan Sunnah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
q Jangan Mendatangi Istri di Malam Hari!
Ibnu 'Abbas dari Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mengetuk pintu para wanita
(istri-istri) pada waktu malam hari."
I
bnu 'Abbas berkata, "Pada suatu saat Rasulullah (pernah) pulang dalam keadaan berkafilah, kemudian berjalanlah dua orang bersembunyi-sembunyi pulang kepada istrinya masing-masing, maka kedua orang tersebut mendapatkan seorang pria sedang bersama dengan istrinya."
[HR. Ad-Darimiy dalam As-Sunan (444); lihat juga hadits yang mirip dengan ini dalam Shahiih Al-Bukhaariy no.1800 & 1801, Shahiih Muslim no.1928; Al-Mu'jamul Kabiir, Ath-Thabraniy no.11626; Al-Mustadrak, Al-Hakim no.7798 dari 'Abdullah bin Rawahah; Sunan Ad-Darimiy no.445 dari Sa'id bin Al-Musayyab]
bnu 'Abbas berkata, "Pada suatu saat Rasulullah (pernah) pulang dalam keadaan berkafilah, kemudian berjalanlah dua orang bersembunyi-sembunyi pulang kepada istrinya masing-masing, maka kedua orang tersebut mendapatkan seorang pria sedang bersama dengan istrinya."
[HR. Ad-Darimiy dalam As-Sunan (444); lihat juga hadits yang mirip dengan ini dalam Shahiih Al-Bukhaariy no.1800 & 1801, Shahiih Muslim no.1928; Al-Mu'jamul Kabiir, Ath-Thabraniy no.11626; Al-Mustadrak, Al-Hakim no.7798 dari 'Abdullah bin Rawahah; Sunan Ad-Darimiy no.445 dari Sa'id bin Al-Musayyab]
Al-Imam An-Nawawiy berkata, "Adapun bila safarnya dekat, istrinya pun mengharapkan kedatangannya pada malam hari, maka pulang malam pun boleh. Begitu pula apabila telah ada informasi awal (melalui telpon,
q Makanlah dengan Tangan Kanan!
Salamah bin Al-Akwa', bahwasanya
seseorang pernah makan di sisi Rasulullah dengan tangan kirinya. Maka beliau
berkata: "Makanlah dengan tangan kananmu!" Orang itu berkata:
"Saya tidak bisa." (Maka) beliau berkata: "Kamu tidak akan
bisa." Tidak ada yang menghalangi orang tersebut (untuk makan dengan
tangan kanannya) melainkan hanya kesombongan.
Berkata (Salamah bin Al-Akwa'): "Maka orang itu pun (akhirnya) tidak bisa mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya." (HR. Muslim no.2021)
Berkata (Salamah bin Al-Akwa'): "Maka orang itu pun (akhirnya) tidak bisa mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya." (HR. Muslim no.2021)
q Jangan Memperolok-olokkan Hadits!
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Tatkala seseorang berjalan dengan sombong di waktu pagi dan
petang, maka Allah menenggelamkannya ke dalam bumi, dia dalam keadaan
terbolak-balik di dalamnya sampai hari kiamat." (Lihat juga hadits
yang mirip dengan ini dalam Shahih Muslim no.2088; Musnad Abu 'Awwaanah I
no.8565; Musnad Ahmad no.7074 dari 'Abdullah bin 'Amr, pent.)
Maka berkatalah seorang pemuda
kepada Abu Hurairah: -telah disebutkan namanya- sedangkan pemuda tersebut dalam
keadaan bergurau: "Wahai Abu Hurairah apakah seperti ini jalannya orang
yang ditenggelamkan ke bumi itu (sambil menirukan gaya jalannya orang yang diceritakan dalam
hadits tersebut, pent.)?"
Maka Abu Hurairah memukul orang
tersebut dengan tangannya sehingga membekas yang hampir-hampir mematahkan
tulangnya.
Kemudian Abu Hurairah berkata, Untuk
hidung dan mulut (kata cercaan) (lalu membaca ayat): "Sesungguhnya Kami
mencukupkan engkau balasan bagi orang yang suka mengolok-olok." (Al-Hijr:95).
(Sunan Ad-Darimiy no.437)
q Jangan Keluar dari Masjid setelah Adzan!
Abdurrahman bin Harmalah berkata, "Seseorang
telah datang kepada Sa'id bin Al-Musayyab untuk pamitan berhaji atau 'umrah.
Maka (Sa'id bin Al-Musayyab) berkata kepada orang tersebut: "Janganlah
engkau pergi sehingga engkau shalat terlebih dahulu, karena sesungguhnya
Rasulullah telah bersabda: "Tidaklah keluar dari masjid setelah panggilan
(adzan) melainkan dia seorang munafiq, kecuali seseorang yang keperluannya
menjadikan dia harus keluar, sedangkan dia berkeinginan untuk kembali lagi ke
masjid tersebut!"
Maka orang itu pun berkata: "Sesungguhnya teman-temanku telah berada (menungguku, pent.) di Al-Harrah?"
Maka orang itu pun berkata: "Sesungguhnya teman-temanku telah berada (menungguku, pent.) di Al-Harrah?"
Berkata ('Abdurrahman): "Orang
itu pun akhirnya keluar. Maka belum selesai Sa'id menyayangkan atas kepergian
orang tersebut dengan menyebut-nyebutnya, tiba-tiba dikhabarkan bahwa orang
tersebut telah terjatuh dari kendaraannya sehingga pahanya patah." (Sunan
Ad-Darimiy no.446)
q Akibat Buruk bagi Pengolok-olok Sunnah
Abu Yahya As-Saajiy berkata, "Kami
berjalan di gang-gang Bashrah menuju ke rumah salah seorang Ahlul Hadits, maka
aku mempercepat jalanku dan ada seseorang di antara kami yang jelek dalam
agamanya, kemudian berkata: "Angkatlah kaki-kaki kalian dari
sayap-sayapnya para Malaikat, jangan kalian mematahkannya", (seperti orang
yang istihza`/memperolok-olok), maka (akhirnya) orang tersebut tidak bisa
melangkah dari tempatnya sehingga kering kedua kakinya dan kemudian
jatuh." (Bustaanul 'Aarifiin, Al-Imam An-Nawawiy hal.92)
q Mencuci Kedua Tangan Setelah Bangun Tidur
Abu 'Abdillah Muhammad bin Isma'il
At-Taimiy berkata, "Aku pernah membaca di dalam sebagian kisah-kisah,
bahwasanya pernah ada seorang ahlul bid'ah tatkala mendengar sabda Nabi:
"Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka
janganlah dia mencelupkan tangannya ke dalam bejana sehingga dia mencucinya
terlebih dahulu, karena dia tidak mengetahui di mana tangannya (semalam)
bermalam!" [Muttafaqun 'alaih]
Maka ahlul bid'ah tersebut berkata
-dengan cara mengejek-, "Aku mengetahui di mana tanganku bermalam di atas
tempat tidur!!" Maka ketika dia bangun (di pagi hari), tangannya sungguh
telah masuk ke dalam duburnya sampai ke pergelangan tangannya."
q Takutlah dari Memperolok-olok Sunnah!
At-Taimiy berkata, "Hendaklah
seseorang itu merasa takut untuk menganggap ringan terhadap Sunnah-sunnah serta
tempat-tempat yang seharusnya dia itu tawaqquf (diam dan berhenti serta tidak
mempermasalahkannya dengan akalnya, pent.). Maka lihatlah terhadap apa yang
telah sampai kepada orang tersebut akibat dari jeleknya perbuatannya!"
[Lihat Bustanul 'Arifiin (hal.94) karya Al-Imam An-Nawawiy]
Meskipun jumhur 'Ulama menyatakan
bahwa hukum mencuci kedua tangan setelah bangun tidur (yaitu mencuci atau mengguyurkan
kedua tangan dengan air sebelum mencelupkannya ke bejana) adalah mustahab, akan
tetapi barangsiapa yang mengentengkan atau memperolok-olok Sunnah tersebut,
maka bersiap-siaplah untuk menerima akibat yang jelek dari perbuatannya tersebut.
Wallaahul Musta'aan.
q Bertaubatlah sebelum Terlambat!
Al-Qadhiy Abu Thayyib berkata, "Kami
pernah berada di majelis "An-Nazhar" di Masjid Jami' Al-Manshur, maka
tiba-tiba datanglah seorang pemuda Khurasan, kemudian bertanya tentang
"Al-Mushrah", dia meminta dengan dalil-dalilnya, sampai akhirnya
diberikan dalil dengan hadits Abu Hurairah yang meriwayatkan dan menjelaskan
permasalahan tersebut, kemudian orang tersebut mengatakan: -sedangkan dia
adalah orang yang hanif (cenderung kepada kebenaran)- "Abu Hurairah tidak
bisa diterima haditsnya ...." Maka belum selesai orang itu dari
perkataannya, tiba-tiba jatuh atas orang tersebut seekor ular yang besar dari
atas atap masjid tersebut, sehingga manusia berlompatan dikarenakan ular
tersebut dan pemuda itu pun lari darinya, sedangkan ular tersebut terus
mengejarnya. Maka orang-orang mengatakan kepadanya: "Bertaubatlah,
bertaubatlah!!" Dan pemuda itu pun berkata: "Aku bertaubat!"
Maka akhirnya ular itu pun lenyap dan tidak terlihat bekas-bekasnya." [Lihat
Siyar A'laamin Nubalaa` (2/618)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya yang sopan